Kamis, 06 Agustus 2015

JIWA KORSA MILITER DARI SEORANG SOEHARTO.

JIWA KORSA MILITER DARI SEORANG SOEHARTO.
UNTUK MEMBELA PATI (MEMBELA KEMATIAN TEMAN ATAU PIMPINAN) SERTA KEHORMATAN KORPS MEMBUAT SOEHARTO (44 TAHUN) MEMPERTINGGI SPIRIT KEJUANGANNYA, TAK PEDULI WALAU HARUS BERTENTANGAN & BERHADAPAN DENGAN MENPANGAU DAN PADUKA YANG MULIA PRESIDEN-RI.
DIA TAK SUDI DIPERDAYA DAN DITIPU.

------------------------------------------------------------
Mayjen Soeharto bertekad menumpas PKI hingga ke akar-akarnya setelah tujuh perwira TNI AD ditemukan dalam keadaan tewas di Lubang Buaya. Soeharto melihat gerakan PKI telah meluas ke sejumlah daerah, salah satunya adalah di Kentungan Yogyakarta.
Di Yogjakarta, PKI berhasil membunuh Komandan Resimen Kol Katamso dan Kepala Stafnya Letkol Gijono. Let.Kol Gijono adalah ajudan merangkap perwira operasi saat Soeharto memimpin serangan umum 1 Maret 1949.
"Sebab itu saya mesti mengadakan tindakan yang cepat tetapi pasti. Saya mesti mengadakan pengejaran, pembersihan dan penghancuran," kata Mayjen Soeharto dalam Otobiografi Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya. Terbitan PT Citra Lamtoro Gung Persada 1989.
Namun, perbedaan terjadi antara Presiden Soekarno dengan Mayjen Soeharto, terlebih setelah Bung Karno menyebut peristiwa G30S adalah sebuah riak kecil di samudera. Saat itu Bung Karno memiliki hubungan dekat dengan PKI dan sejumlah tokohnya.
"Presiden Soekarno mengumumkan sikap yang sama sekali lain daripada tindakan dan langkah yang saya buat. Lebih-lebih perbedaan paham itu terasa setelah Bung Karno mengatakan bahwa apa yang terjadi dengan G30S itu hanyalah "een rimpeltje in de oceaan (sebuah riak kecil di samudera)," kata Soekarno.
Perbedaan antara keduanya bukan kali ini saja terjadi. Keduanya sempat berbeda pendapat soal adanya keterlibatan perwira AU dalam Gerakan 30 September.
Saat itu, 2 Oktober 1965, Presiden Soekarno memanggil Mayjen Soeharto ke Istana Bogor. Setibanya di Istana Bogor suasana cukup panas. Sebab, Kepala Staf AU Marsekal Madya TNI Omar Dhani yang dicurigai Soeharto turut serta dalam G30S ada di sana.
Presiden Soekarno mengatakan :"Soeharto, kejadian seperti ini kejadian biasa dalam revolusi, dan kita harus mengerti. Malah dalam hal ini kita harus prihatin. Angkatan Darat jangan sampai mencurigai angkatan lain. Omar Dhani telah memberitahu kepada saya, Angkaatan Udara tak tahu menahu mengenai peristiwa ini. Dan saya juga telah mengatakan kepada Omar Dhani, Angkatan Darat tidak tahu menahu soal ini, dan sama sekali tidak ikut campur," kata Bung Karno kepada Soeharto saat itu.
Namun, Soeharto langsung langsung buka suara. "Tetapi kenyataannya lain Pak. Banyak laskar Pemuda Rakyat mengadakan kegiatan dan latihan di sekitar Pangkalan Halim dan mereka juga memiliki senjata api yang kelihatannya seperti yang dimiliki Angkatan Udara."
Perdebatan sengitpun sempat terjadi antara Soeharto, Omar Dhani dan seorang anggota AU lainnya, Leo Watimena. Kedua anggota AU itu membantah senjata itu milik angkatannya. Namun, Soeharto memerintahkan ajudannya untuk membawa senjata yang berhasil diambil dari sekitar Halim.
Bung Karno lalu melihat senjata itu dan menyerahkannya kepada Leo untuk diteliti dengan seksama. Setelah diperhatikan secara seksama, Leo akhirnya mengakui senjata itu milik AU.
Dengan ringan Leo Watimena mengatakan :"Mungkin mereka mencurinya dari gudang. Kami akan meneliti lagi Bapak Presiden," Sementara san Menteri Panglima Angkatan Udara Omar Dhani tidak mengeluarkan reaksi apapun soal itu.

Suharto hanya memandangi reaksi Sukarno, Oemar Dhani & Leo Wattimena yg terlihat gelisah dgn bukti senjata yg dia bawakan. Dengan kepangkatan yg lebih rendah dibanding Oemar Dhani, Suhartopun melaporkan hasil pertemuannya kepada Nasution sebagai pimpinan AD yg masih tersisa. 

Bukti senjata yg disita dan ditujukan Suharto yang merupakan milik AU kian memperkuat dugaan keterlibata oknum ditubuh AU dan keberadaan Sukarno di pangkalan udara Halim Perdana Kusumah pada dini hari menjelang pagi memunculkan dugaan keterkaitan Sukarno dalam peristiwa G30S/PKI.



---0000---
---0000---